Di tempat yang selalu sama setiap pagi, membaca judul-judul menaikkan tensi, kemudian meredakannya dengan secangkir
kopi. Setelahnya bergegas menjemur umur di tiang – tiang gawang.
Hari ini, kabarnya nyawa mendapat banyak potongan harga.
Dan di minimarket yang berlari cepat di sebelah pasar yang berjalan lambat seperti tayangan ulang pelanggaran sepakbola. Kemanusiaan dijual dalam kemasan kalengan. Terburu-buru asal sambar tak sadar tanggal yang kadaluwarsa.
Di dapur, kita memasak sambil melihat televisi membusungkan dadanya. Lalu diam-diam pergi ke kamar mandi mencicipi asin darah sendiri.
Kehilangan hidup, kembali hanya menjadi angka-angka di lembaran awal surat kabar. Getir, semakin tak lagi bisa dicecap lidah kita yang kian tawar.