Tali rinduku sedang kusut.
Tolong kau urai hingga susut.
Jangan takut, jangan biarkan senyumu ikut surut.

Pikiranku carut marut.
Tak mempan lagi candu kopi yang kuseruput.
Hanya ingin disampingmu hingga malam larut.

Mungkin aku memang pengecut.
Karena hanya lewat doa dan sujud, namamu berani kusebut.

Aku akan menemani hingga wajahmu berkeriput.
Melewati badai hidup dan angin ribut.
Hingga Tuhan-pun akhirnya salut.

Sudah, jangan lagi kau cemberut.
Mana senyummu? Aku ingin tenggelam di dalamnya, hanyut.